Kaidah Ajaran Agama dalam Belajar
Eksistensi program bimbingan dan konseling pada
pendidikan formal di SMP/Madrasah sudah diakui keberadaannya, hal ini terbukti
dari dikeluarkannya Peraturan Mendiknas No. 22 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan dasar dan Menengah dan Peraturan Mendiknas No. 23 tentang Standar
Kompetensi Luluusan untuk Satuan Penndidikan Dasar dan Menengah. Untuk mengatur
pelaksanaan peraturan tersebut pemerintah mengeluarkan pula Peraturan Mendiknas
No. 24 tahun 2006.
Dari ketiga peraturan tersebut memuat beberapa hal
penting diantaranya bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan
dan menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang
kemudian dipopulerkan dengan istilah KTSP. Didalam KTSP, struktur kurikulum
yang dikembangkan mencakup tiga komponen yaitu;
1. Mata Pelajaran
2. Muatan Lokal
3. Pengembangan Diri
Dalam komponen Pengembangan Diri sebagaimana dimaksud
dalam KTSP merupakan wilayah komplementer antara guru dan konselor. Eksistensi
program bimbingan dan konseling pada pendidikan formal di SMP/Madrasah sudah
cukup berjalan dengan baik, hal ini terbukti dengan sudah berjalannya
layanan-layanan pada bimbingan dan konseling.
Mengingat para peserta didik di SMP sebagian besar
adalah remaja awal yang memiliki karakteristik dan tugas-tugas perkembangan
yang harus dipenuhi. Adapun tugas-tugas perkembangan peserta didik di SMP
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tugas Perkembangan diri sebagai remaja yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa meliputi topik-topik ;
- Memahami secara lebih luas dan mendalam, meyakini
dan menjalankan kaidah-kaidah agama yang dianutnya (Bimbingan Pribadi).
- Memahami, menjalankan, hubungan sosial
berdasarkan kaidah-kaidah agama yang dianut (Bimbingan sosial).
- Memahami dan mewujudkan kegiatan-kegiatan belajar
sesuai dengan kaidah-kaidah ajaran agama (Bimbingan belajar).
- Memahami dan menjalankan kaidah-kaidah agama
dalam pengarahan diri untuk pengembangan karir.
2. Tugas Perkembangan mempersiapkan diri, menerima dan
bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi
pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat, meliputi topik-topik ;
- Memahami dan menerima perubahan fisik dan psikis
yang terjadi pada diri sendiri (Bimbingan Pribadi)
- Memahami dan menjalankan pola hidup sehat
(Bimbingan Pribadi)
- Memahami bahwa perubahan fisik dan psikis
mempengaruhi hubungan sosial serta bersikap empati kepada orang lain yang
sedang mengalami perubahan fisik dan psikis (Bimbingan Sosial)
- Memahami pengaruh perubahan fisik dan psikis
terhadap kegiatan belajar serta mampu mengatasi kesulitan yang terjadi
akibat perubahan fisik dan psikis dalam kegiatan belajar (Bimbingan
Belajar)
- Memahami bahwa kondisi fisik dan psikis
mempengaruhi pengembangan persiapan karir serta mengembangkan kondisi
fisik dan psikis yang sehat untuk pengembangan karir (Bimbingan Karir)
3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman
sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita
- Memahami, menerima dan menjalankan peran pribadi
dalam kelompok sebaya sebagai pria atau wanita (Bimbingan Pribadi)
- Mampu menjalin hubungan sosial dengan teman
sebaya sesaui perannya sebagai pria atau wanita (Bimbingan Sosial)
- Mewujudkan pengaruh positif dan menghindari
pengaruh yang negatif dari hubungan teman sebaya terhadap kegiatan belajar
(Bimbingan Belajar)
- Memanfaatkan hubungan teman sebaya dalam upaya
pengembangan persiapan karir dan memahami bahwa pria dan wanita mempunyai
kedudukan yang sama dalam bekerja dan mengembangkan karir
4. Tugas perkembangan ; memantapkan nilai dan cara
bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas
- Memahami dan menjalankan nilai dan cara
bertingkah laku pribadi dalam kehidupan diluar kelompok sebaya (Bimbingan
Pribadi)
- Memahami dan mampu menerapkan nilai-nilai dan
cara berperilaku sosial dalam kehidupan diluar kelompok sebaya (Bimbingan
Sosial)
- Memahami pengaruh hubungan dalam kehidupan sosial
yang lebih luas terhadap kegiatan belajar serta mewujudkan pengaruh
positif dan menghindari pengaruh negatif dari hubungan dalam kehidupan
sosial yang lebih luas terhadap kegiatan belajar
5. Mengenal bakat, minat, serta arah kecenderungan
karir dan apresiasi seni
- Memahami kemampuan, bakat dan minat yang dimiliki
dan arah kecenderungan karir sesuai dengan bakat dan minat (Bimbingan
Pribadi)
- Mengenal aspek-aspek sosial terhadap kemampuan ,
bakat dan minat (Bimbingan Sosial)
- Memahami aspek-aspek sosial dalam pengembangan
karir dan dalam apresiasi seni (Bimbingan Sosial)
- Memahami pengaruh positif kemampuan, bakat dan
minat sendiri terhadap kegiatan belajar serta pengaruh positif apresiasi
seni terhadap kegiatan belajar (Bimbingan Belajar)
- Memahami pengaruh kemampuan, bakat dan minat
terhadap karir (Bimbingan Karir)
- Mampu mengarahkan kecenderungan karir sendiri
sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat (Bmbingan Karir)
- Mampu mengapresiasi berbagai jenis karir dalam
bidang seni (Bimbingan Karir)
6. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan / atau
mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat.
- Memiliki kesadaran dan dorongan yang kuat untuk
menguasai pengetahuan dan keterampilan yang menjadi program sekolah
- Memiliki kesadaran dan dorongan untuk melanjutkan
pelajaran pada tingkat yang lebih tinggi
- Memiliki kesadaran dan dorongan untuk
mempersiapkan karir yang cocok bagi dirinya (Bimbingan Pribadi)
- Memiliki kesadaran dan dorongan untuk berperan
aktif dalam kehidupan masyarakat (bimb. sosial)
7. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan
mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi.
- Memiliki gambaran tentang kehidupan mandiri
secara emosional, sosial, dan ekonomi (Bimbingan Pribadi)
- Memiliki gambaran tentang sikap yang seharusnya
diambil dalam kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi
(Bimbingan Pribadi)
- Memiliki kesadaran dan dorongan untuk
melaksanakan sikap dasar dalam kehidupan mandiri, emosional, sosial, dan
ekonomi. Motivasi untuk melaksanakan sikap dasar dalam kehidupan mandiri,
emosional, sosial dan ekonomi.(bimbingan Pribadi)
8. Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman
hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan minat manusia.
- Memiliki kesadaran ada dan perlunya sistem etika
dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi dan anggota masyarakat. (Bimbingan
Pribadi)
- Memiliki dorongan yang kuat untuk berperilaku
sesuai dengan sistem etika dan nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi
dan anggota masyarakat.(Bimbingan Pribadi)
- Memahami aspek-aspek sosial dalam sistem etika
dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat,
dan warga negara. (Bimbingan Sosial)
- Memahami pengaruh sistem etika dan nilai bagi
pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara dalam
kegiatan belajar. (Bimbingan Belajar)
- Memahami pengaruh sistem etika dan nilai bagi
pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara dalam
kegiatan belajar (Bimbingan Karir).
Kedelapan tugas perkembangan peserta didik SMP itu
merupakan kompetensi yang harus dikuasai secara optimal. Untuk pencapaian
kompetensi secara optimal ini diperlukan kerjasama tiga pilar pendidikan yakni
manajemen, pengajaran, dan bimbingan dan konseling. (Juntika Nurhasan, 2000 :
2).
Dikaitkan dengan pelaksanaan kurikulum berbasis
kompetensi, maka sistem layanan bimbingan dan konseling di SMP tidak mungkin
terselenggara dengan baik dan pencapaian kompetensi yang harus dimiliki peserta
didik sulit diupayakan apabila tidak memiliki manajemen bermutu dan tidak
dilakukan secara jelas dan terarah, faktual dan sistematis.
Dalam konteks inilah keberadaan bimbingan dan
konseling di sekolah menjadi urgen disamping proses pembelajaran. Bahkan saat
ini tige pilar pendidikan (pembelajaran, bimbingan dan konseling, dan
manajemen/supervisi) menjadi sangat urgen untuk dikelola secara koordinatif,
kooperatif dan sinergis, agar mendorong pencapaian kompetensi peserta didik
secara optimal.
Secara garis besar program bimbingan dan konseling di
SLTP hendaknya berorientasi kepada :
1. Bimbingan belajar, karena cara belajar di SLTP berbeda dengan di SD.
2. Bimbingan tentang hubungan muda-mudi, karena pada usia ini mereka mulai
mengenal hubungan cinta kasih (Gibson dan Mitchell, 1981).
3. Pada usia ini mereka mulai membentuk kelompok sebaya (peer group), maka
program bimbingan hendaknya juga menangani masalah-masalah yang berkaitan
dengan hubungan sosial.
4. Bimbingan yang berorientasi pada tugas-tugas perkembangan anak usia 12-15
tahun.
5. Bimbingan karier baik yang menyangkut pemahaman tentang dunia pendidikan.
6. Dalam konteks pembelajaran Standar Kompetensi ini disebut Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), sementara dalam konteks Bimbingan dan Konseling
Standar Kompetensi ini dikenal dengan istilah Standar Kompetensi Kemandirian
(SKK), yang di dalamnya mencakup sepuluh aspek perkembangan individu (SD dan
SLTP) dan sebelas aspek perkembangan individu (SLTA dan PT).
Komentar
Posting Komentar